-->

Monday, November 14, 2016

Being Marriage - Lessons Learned Part II : Menjadi Istri Karir / Istri Rumah Tangga ?

Sebelum menikah, saya sering memerhatikan beberapa teman saya yang mengeluh, atau menyindir profesi masing-masing, baik itu sebagai ibu rumah tangga, atau sebagai wanita karir.


sering kali saya melihat status - status seperti ini:


"proud to be a house wife, bisa ngurus anak dll, tidak seperti wanita karir yang menghabiskan waktunya dikantor.........."
"jadi wanita karir itu bisa bantu suami, sama-sama usaha, sama-sama susah dari bawah,......." 

(bangga sekaligus nyindir)

atau malah saling mengeluh:

"capek bgt kerja 8-5, belum ngurus anak, belum beresin rumah, belum lembur, capek banget" 
" jadi ijah tiap hari dirumah, dari pagi sampe malem. butuh refreshing, enak kayanya kalo kerja" 


dan keluhan, sindirian, lainnya...

To be honest, saya agak sedikit terganggu dengan kerabat, teman, ataupun orang yang saya tidak kenal- namun tanpa sengaja saya membaca postingannya- , yang mengeluh dengan pekerjaannya, atau malah mengkritisi dan menyindir keputusan temannya untuk menjadi ibu rumah tangga / wanita karir setelah menikah.

bagi saya, baik ibu rumah tangga maupun wanita karir keduanya memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing, yang mungkin sama-sama berat. Tidak ada yang lebih enak, lebih menguntungkan, semuanya sama saja tergantung kondisi masing-masing

Soal lelah mana menjadi ibu rumah tangga, atau menjadi wanita karir, bagi sayapun balik lagi tergantung dari kondisi masing-masing. Melihat mama saya, yang memilih berenti kerja dan menjadi ibu rumah tangga saat anak-anaknya masih kecil, menjadi ibu rumah tangga sangat tidak mudah. Salut saya melihatnya yang dari subuh sudah bangun beraktivitas tidak berhenti sampai malam hari, walaupun ada pembantu. Tapi, saya juga melihat kasus dimana beberapa ibu rumah tangga yang sangat santai. Bangun pagi, mengantar anak sekolah, lalu pergi nongkrong bersama teman-teman sambil menunggu anak pulang sekolah yang dilanjutkan dengan pergi jalan-jalan sampai akhirnya malam suami pulang, ko enak ya.... 

Untuk wanita karir, mungkin banyak yg menilai bahwa wanita bekerja itu bisa lepas tanggung jawab dari pekerjaan sehari-hari. Ya, sayapun mengakui hal ini. Banyak sekali wanita yang bekerja yang akhirnya terlalu sibuk hingga tidak sempat mengurus anak atau bahkan sekedar nyapu halaman rumah. Tapi, ada banyak juga wanita diluar sana yang melakukan pekerjaan double job dengan baik, ibu rumah tangga sekaligus wanita karir. Walaupun mungkin tidak sepenuhnya seperti fulltime ibu rumah tangga, tapi setidaknya mereka berusaha mengerjakan pekerjaan rumah di sela-sela kesibukannya. Sebagai golongan yang memilih menjadi wanita karir (setidaknya untuk beberapa tahun kedepan), tinggal hanya berdua dengan suami  (tanpa pembantu), saya sangat merasakan tipe wanita double job ini. weekend selalu kami habiskan untuk berbenah rumah, sampe sakit pinggang. Capek, tapi rasanya lega dan puas karena bisa menjalankan peran wanita seutuhnya.

------------------

Yah, pokoknya menjadi ibu rumah tangga maupun menjadi wanita karir, sama-sama ada sisi menyenangkan dan capeknya. tidak ada yang bisa dilihat lebih baik ataupun lebih buruk. Kita gabisa mengeluhkan pilihan kita, atau mengkritiki pilihan orang lain.  Intinya, "Innamal A’malu Binniyat", segala amal itu tergantung niatnya. Mau menjadi ibu rumah tangga ataupun wanita karir, asal dijalankan dengan niat yang lurus dan ikhlas (dan tentu dijalankan sesuai peran yang telah dipilih ya) insya allah akan bermanfaat dan menjadi amal baik untuk kita. Kita yang memilih, ya kita juga yang harus komitmen untuk menjalankannya dengan ikhlas. :) 


PS: doakan saya bisa menjalankan tugas dan tanggung jawab saya sebagaimana mestinya ya :) 


salam 




4 comments:

  1. Hahahha sama Mak, males banget ya kalo ada yg ngeluh tanpa solusi, toh udah cape ngeluh orang gakan ngasih duit cmiiw. Kalo saya sih pengen jadi Mami glowing yang pinter ngurus anak tapi tetep bisa berkarya sesuai passion karena happy wife is happy life^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihi tos dulu mba. aamiin mba semoga kita bisa spt itu ya mbaa hihihih

      Delete
  2. Dua duanya pasti Capek. Saya sendiri sih punya 3 Anak dan kerja sebagai guru dan wakil Kerala sekolah juga. Enaknya kalau berkarir begini kita belajar banyak tentang pendidikan, kembangan dan kebutuhan anak. Selain itu, kita (aku dan anak2ku) di satu tempat. Anak2 ku sekolah, di sekolah yang saya kerja jugo. Jadi belangat dari rumah sama2, pulang juga sama2. Terus kalau mereka libur, ibunya juga libur. Selain itu ya kita juga jadi bermanfaat buat anak2 dan keluarga lain. Ya itu Sisi positifnya. Tetapi kalau dari sisi negatif, ya Capek lah kerja full time. Tetapi kalau saya full time di rumah akan Capek juga sih. Tetapi I love what I am doing and that is working with little children. So at the end do what you love!

    ReplyDelete
    Replies
    1. waaa mbaa keren bgt. 3 anak dan masih berkarir ga kebayang capeknya. iya mba jd lebih update yaa apalgi pergaulan anak jaman sekarang *garuk kepala*

      Delete