-->

Thursday, December 28, 2017

PARENTING SERIES : AWAL MULA DRAMA MENYUSUI

ini catatan tentang lika liku menyusui dan memberi asi untuk Namira selama 6 bulan. ada senang, dan banyaaaaaak dukanya. sebenarnya keinginan untuk sharing tentang drama menyusui Namira ini udah lamaaaa banget. tapi sayangnya setiap saya membuka laptop dan mulai mengingat-ngingat setiap detail proses menyusui tersebut, semangat saya akan hilang dan berakhir dengan bad mood dan sedih sepanjang hari. bagaimana tidak, disaat banyak ibu-ibu yang saat ini sedang kelelahan karena anaknya mau neneen melulu, pengen menyapih segera atau mengeluh kesakitan karena si bayi mulai gigit-gigit saat nenen, saya justru pernah ditahap mati matian sampe depresi karena Namira mendadak berhenti direct breastfeeding (and mama still miss that feeling, nam...) dan bahkan pernah sampai 2 hari tidak minum apapun hingga dehidrasi.

oke, baru satu paragraf dan udah banyak genangan air di mata.

sudah hampir 7 bulan usia Namira, tapi hanya 3 bulan pertama saya bisa menyusui secara langsung. drama nursing strike yang dilanjut bingung puting selama 4 bulan terakhir ini benar-benar menguras energi dan pikiran saya sebagai ibu baru. gimana tidak, diawal-awal kelahiran Namira saya mati-matian berusaha agar asi saya segera keluar. dari setetes demi setetes hingga akhirnya saya mengalami over supply yang malah menjadi awal mula bingung puting itu terjadi.


-----
Seminggu sebelum saya melahirkan Namira, ASI saya belum ada tanda-tanda keluar. sebenernya sudah sih, tapi baru cairan-cairan bening yang menurut bidan yang memijat saya itu adalah kolostrum. Tapi, emang dasar anaknya kepedean, saya tidak mempersiapkan apapun dan malah berfikir "yaudah sih, ASI mah nanti keluar dengan sendirinya ko kalo udah lahiran". dan jadilah saya tenang-tenang aja sampai akhirnya Namira lahir. sesaat setelah dilahirkan, alhamdulillah Namira langsung berhasil IMD. dan karena saya ingin asi eksklusif, otomatis pasca dilahirkan dan dilakukan pemeriksaan kesehatan, Namira langsung rawat gabung dengan saya. 
hari pertama, Namira anteng-anteng aja. bangun sesekali untuk menyusu lalu tidur lagi. ASI saya (yang waktu itu masih kolostrum) memang belum keluar begitu banyak, tapi bayi baru lahir kan lambungnya masih kecil jadi saya tidak merasa khawatir akan kekurangan ASI. 
dihari kedua, Namira mulai nempeeeel terus berjam2 untuk menyusu. bahkan saya tidak ada kesempatan untuk ketoilet. sepanjang hari namira hanya ingin menyusu, tapi dalam sehari itu hanya sekali pampers namira basah. 
dan hari ketiga, bukannya Namira yang diantar keruangan, tapi malah suster dan dokter anak yang menangani Namira yang datang dengan membawa kabar yang paling membuat hari itu jadi hari paling buruk sedunia, namira harus difototerapi karena kuning. 

karena saya ingin namira asi eksklusif, otomatis saya harus menyusui langsung namira setiap 2-3 jam sekali di ruang perawatan. namun setiap saya ke ruangan, namira sering kali tertidur dan susah sekali untuk dibangunkan. segala cara dilakukan, tapi namira tetap tertidur padahal salah satu cara agar namira cepat sembuh adalah dengan memperbanyak minum asi. 30 menit setiap sesi menyusui pun terbuang sia-sia. suster bilang perawatan namira jadi tidak optimal karena terlalu sering dan terlalu lama "diganggu" dengan aktivitas menyusui yang juga tidak efektif. akhirnya sayapun mengikuti saran suster untuk melakukan pumping agar namira tetap bisa minum asi dan perawatanpun akan lebih efektif karena memberi asip hanya butuh 5-10 menit per sesinya.
oke, saya balik ke ruangan dan meminjam pompa asi dari rumah sakit sambil menunggu pompa saya diantar oleh mama dari rumah. 5 menit pertama saya cuma bingung memandangi pompa nya yang gede banget mirip piston. 

 Pompa Asi Hospital Grade dan bercak darah karena lecet

5 menit selanjutnya saya sibuk cari tau gimana cara pakenya, dan 5 menit kemudian puting saya sukses lecet-lecet dan mengeluarkan darah. ada asinya? ada, tapi hanya 5-10 ml mungkin yang keluar dan itupun tercampur darah. alhasil saya harus buang semuanya dan mulai dari awal. saya coba di PD sebelah kanan, alhamdulillah ga berdarah. 30 menit berlalu, dan hanya 10 ml yang keluar, padahal dada kerasa keras dan sakiit sekali. mungkin memang takdirnya kolostrum itu disedot langsung oleh bayi, bukan dipompa. 


Hasil pumping 30 menit

tidak lama kemudian saya ditelepon oleh suster dari ruang perina, namira menangis kehausan. saya segera berlari keruang perina dengan membawa 10 ml asip. saya susui langsung namira, namun 2 menit kemudian dia tertidur. saya langsung memberikan asip yang saya bawa ke suster dengan harapan bisa jd doping. suster bilang "sekali minum butuh 30ml ya bu. sampai saat ini namira belum pipis bu artinya masih kurang minum, kalo gini bisa lama sembuhnya". dan seketika dada saya berdebar kencang.. 
saat kembali keruangan, saya coba pompa lagi berkali-kali. tidak keluar. iya, saat itu kondisi saya lagi stres berat, dan ini bikin asi tambah seret. gimana enggak, saat itu saya baru 2 hari melahirkan, dan melihat anak saya dirawat karena kurang asi. hancur hati mama... 
sesi menyusui selanjutnya pun tiba, dan asip yang saya punya 0 ml alias saya gapunya asip. akhirnya setelah berdiskusi dengan dokter dan suster, saya dan suami memutuskan untuk memberikan namira susu formula, hanya untuk malam itu. saya gatau ternyata rasanya sesedih itu saat memutuskan untuk memberikan sufor (red: susu formula) pada anak saya. sebenarnya tidak ada yang salah dengan sufor, yang salah cuma ekspektasi saya yang ketinggian kalo namira harus jadi anak full asi. 
iyah, akhirnya Namira minum sufor di 3 kali sesi menyusu, dan bisa pipis.  alhamdulillah ternyata ini bikin stres saya berkurang. malamnya saya mulai pumping lagi dengan dibantu suami (yes, suami saya beneran ngebantu banget dari mulai mijetin sampe googling cara pumping yang benar), dan alhamdulillah asi saya keluar cukup banyak hingga akhirnya namira bisa berhenti minum sufor dan keluar dari rumah sakit, yaiyyy !!

hasil pumping hari ketiga, 60 ml per sesi. 

saat itu saya udah merasa ini jadi cobaan yang berat dalam hidup saya yang akhirnya bisa terlalu. sepulangnya dari rumah sakit, namira sudah jago direct breasfeeding. pelekatan oke, no lecet-lecet, dan berat badan namira pun naik dengan cukup baik. pokoknya semua terasa sempurna deh. 

sampai akhirnya saya mulai mengalami over supply. setiap malam saya sering terbangun karena rasanya dada teriris-iris karena asi terlalu penuh. beberapa kali saya juga sempat demam karena telat pumping. yang paling parah saya pernah terbangun dengan payudara yang sudah sangat full tapi saat dipompa.... tidak bisa keluar sedkitpun!. yup, mampet sodara-sodara. entah berapa kali saya harus breastcare dalam seminggu agar asi saya lancar kembali yang tentu rasaya ga ada enak-enaknya! sakit asli sampe nangis-nangis. tapi dibalik itu, saya bersyukur banget karena berkat ke-oversupply-an saya, saya bisa nyetok sampe 3 freezer (2 freezer dengan kulkas 2 pintu, dan 1 di freezer khusus). 
happy ga sih? ibu karir, punya stok asi melimpah. sempurna!. eit jangan judging dulu kalo saya sombong atau cuma mau pamer asipnya banyak. karena namanya juga hidup, Allah punya rencana lain dibalik kesempurnaan yang saya lagi nikmati saat itu....

kondisi freezer saat Namira 3 bulan 

jadi di usia Namira yang baru dua setengah bulan, frekuensi saya pumping 4 kali sehari ditambah direct breastfeeding sesuka hati Namira. sekali pumping, saya bisa menghasilkan 200-250ml asip, bahkan pernah mencapai 400ml per empat jam sekali. nah, ada di satu momen entah kenapa saya jadi sangat mudah LDR. asal mulut Namira nempel, semenit kemudian saya akan LDR. dan LDR ini ga becanda ya, benar-benar nyembur, kenceng, kalo kata dokter laktasi sih nyeremin hehe. mau kondisi payudara saya lagi penuh kek, atau abis dipumping, saya tetep aja LDR dengan mudahnya dan tidak terkontrol. awalnya saya tidak merasa ini akan jadi masalah ya, toh Namira jadi tidak perlu capek capek ngenyot udah keluar asinya.
tapi kenyataannya, namira tetep ngenyot dengan hebohnya. LDR ditambah sedotan yang masya allah kencengnya ini akhirnya sering bikin Namira tersedak. sekali, aman.. dua kali, masih aman.... dan sampai disaat Namira lagi cranky pengen menyusui, saya malah LDR. byaaaarrrr Namira tersedak dan ngamuk. luar biasa ngamuk hingga tidak mau disusui lagi.
ini sebenarnya bukan kali pertama Namira tidak mau disusui. saat usia dua bulan, Namira pernah juga tidak mau menyusui karena pundung saya kasi dot. tapi hanya sekitar 4-6 jam kemudian Namira sudah mulai mau menyusui lagi. nah, kebodohan saya waktu itu adalah saya tidak membaca tanda-tanda kalau Namira ini emang agak sensitif, sehingga sebenarnya kalau saya lebih berhati-hati mungkin kejadian namira mogok nyusu tidak akan terulang. 

singkat cerita, namira mogok nyusu hingga 5 hari. 5 HARI BANGET LOH GUYS!. segala media sudah saya coba. dari mulai sendok, gelas, soft cupfeeder, sampai dot, namun namira tetap menolak. setiap saya dekatkan dia ke dada, dia akan menjerit dan melakukan gerakan menjauh dari dada saya. bahkan kalau dia lagi cranky karena ngantuk atau haus, dia tidak mau saya gendong. pokoknya apapun aktivitas yang dilakukan didekat dada saya dia akan semakin ngamuk dan nangis kenceng. ya allah, sakit banget liatnya. 5 hari yang terasa seperti setahun. setiap harinya saya cuma menangis, tidak mau makan, dan tetap berusaha menyusui Namira dengan mengikuti tips-tips yang saya baca diinternet. tapi tidak ada hasilnya, Namira tetap menolak untuk disusui. saya datangi beberapa dokter anak, dari mulai dsa Namira hingga profesor tumbuh kembang. namun semuanya bilang kalau Namira sehat, tidak ada masalah fisik. TERUS INI ANAK KENAPA GAMAU NYUSU YA ALLAH... 
sampai akhirnya Namira dirawat di rumah sakit karena muncul tanda-tanda dehidrasi, ubun-ubun cekung dan mulai lemas. 
saat itu hati saya makin hancur, merasa gagal mengurus anak dan mulai muncul perasaan ketakutan tidak bisa mengurus namira (dan saya baru sadar mungkin ini namanya baby blues). perasaan sayapun semakin hancur karena setelah saya masuk kerja, Namira akhirnya mau menyusu melalui botol HANYA JIKA SAYA TIDAK ADA DIRUMAH. iya, Namira hanya mau minum susu (itupun tidak direct) hanya jika saya tidak dirumah. setiap saya dirumah, dia akan mogok untuk saya susui lagi. ya allah... 
kondisi hidup saya saat itu benar-benar kacau. setiap hari saya kerja pulang pergi Purwakarta - Bandung (saya belum nemu pengasuh yang cocok untuk Namira), dan saat sampai rumah  harus melihat anak yang rela menahan haus karena ada ibunya. tidak terhitung berapa kali saya marah-marah dan menangis ke mas suami. semuanya terasa kacau, ya urusan rumah tangga, kehidupan pribadi, kerjaan kantor (bahkan sampai mau resign kalau saja tidak ingat dengan denda yang harus dibayar karena masih ikatan dinas hahaha), semuanya tidak ada yang beres. the lowest point of my life
sempat saya berkunjung ke 3 dokter laktasi di Bandung, namun semuanya tidak ada hasil karena Namira benar-benar keras kepala (anak mama banget), tetap mau menyusu. saya juga sempat mengajukan cuti selama seminggu untuk melakukan relaktasi, namun gagal kembali. 
sebenarnya tidak benar-benar gagal karena dihari ke 6 Namira akhirnya mau menyusu langsung. namun sayangnya, setelah saya tinggal kerja kembali, namira sukses menolak saya kembali. 

Tapi yang namanya hidup, pasti ada solusinya. toh Allah tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan umatNya kan?. 
akhirnya saya memutuskan untuk membiasakan diri menyusui namira dengan dot dan menjadi mama E-Ping selama 4 bulan terakhir ini. mudah? jangan pernah dicoba deh buibu. saya akui ini berat banget, dan two thumbs up untuk buibu diluar sana yang bisa istiqomah dengan alat pumpingnya. selain saya tidak boleh telat pumping, saya juga jadi males keluar rumah karena bawaannya masya allah deh banyak banget. ya botol dot, termos air panas, coolerbox, alat pumping, dan tetek bengek lainnya yang bikin elus dada. belum lagi dibulan pertama saya dan namira masih harus sama-sama beradaptasi. Namira yang sebelumnya tidak mau disusui dengan media apapun oleh saya, akhirnya menyerah mau disusui melalui dot. saya yang biasanya tinggal buka gentong untuk menyusui, harus spare time dulu untuk pumping baru kemudian menyusui namira melalui dot sambil digendong. ribet ya?. iya, tapi cukup melegakan karena setidaknya namira bisa menyusui kembali dan sedikit demi sedikit mulai mengejar ketertinggalan berat badannya.

sebulan, dua bulan, semuanya mulai terasa sedikit ringan.  ketika capek, lelah, stres itu datang, saya selalu mencoba mengingat dan kembali lagi ke prinsip saya saat memutukan untuk menikah dan memiliki anak, saya ingin total disetiap keputusan yang saya ambil. walau saya tidak menyusui langsung, saya harus tetap menjalankan kewajiban saya untuk memberikan ASI untuk Namira. and it's works!. alhamdulillah sampai namira 7 bulan saya masih bisa memenuhi kebutuhan ASI Namira, semoga sampai lulus 2 tahun ya sayang (tapi direct ya nak hehehe *tetep*)  

--------------

sampai detik ini, saya masih tetap menjadi mama EPING. tapi deepest in my heart, saya masih menunggu Namira untuk siap kembali direct breastfeeding. karena mama sudah siap diintilin terus, digigit-gigit, and whatever drama menyusui lainnya, yang penting bisa direct breastfeeding hehehe. 
wish me luck ya ! 

PS : terimakasih nam udah ngajarin banyak pelajaran baru buat mama. melatih mama untuk bisa menjadi ibu yang sabar dan tidak mudah menyerah, dan yang terpenting nam bisa membuka mata mama kalau hidup bahagia itu engga selalu dengan mendapatkan apa yang kita mau, tapi belajar menikmati hidup dengan segala plus minusnya. 

4 comments:

  1. Huhu gak kebayang Teh,kalo saya drama nya pas baby usia 2 bulan, saya nya yg sakit cacar, dua minggu dong nangis tiap nyusuin karena takut baby ketularan mana gada helper n ASIP hiks gabisa gendong peluk dan cium anak sendiri tp Alhamdulillah semuanya terlewati.. sehat terus ya Baby Nam :) anak kita seumuran hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah ya teeeh semua cobaan insya allah ada solusinya hihihi. makasih ya teh, wah seumuran ya. salam untuk babynya yaaaa sehat2 teruuus

      Delete
  2. Wah Bundaaa jadi pengen peluk bunda. Aaaminnn semoga namira tetep bisa ASI sampe 2 tahun ya. Jadi ibu itu memamg tidak mudah ya bun. Tetapi, oleh karena itulah Allah meletakkan syurga di kakinya (ibu). Salam untuk Namiranya ��

    ReplyDelete
  3. peluuukkk. makasih ya teh mudah2an kita bisa selalu jadi ibu yang baik untuk anak2 kita aamiin.

    ReplyDelete